PEKANBARU — Sekitar 100-an warga Desa Senama Nenek, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, yang tergabung dalam Koperasi Produsen Pusaka Senama Nenek (Koposan), mendatangi gedung DPRD Riau, Rabu (1/10/2025).
Mereka mengeluhlan kebun kelapa sawit berstatus SHM milik mereka, tidak bisa dipanen karena dihadang oleh pemuda Flores NTT yang berjaga dari Koperasi Nenek Eno Senama Nenek (KNES).
Sekretaris Komisi II DPRD Riau, Androy Andrerianda usai pertemuan mengatakan bahwa pihaknya akan mengundang Koperasi KNES untuk mencocokkan data dengan koperasi Koposan bersama PTPN IV, untuk mempertanyakan pola kerjasamanya selama ini seperti apa.
Selain itu ucap politisi fraksi Gerindra itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terkait. Kalau memang di dalamnya ada hal-hal lain, pihaknya memastikan akan menggali sampai ke akar-akarnya.
Terkait klaim koperasi Koposan dan Koperasi KNES yang mengaku sebagai pemilik lahan kebun kelapa sawit seluas 2.800 hektar tersebut, Androy mengatakan sepanjang diakui negara pihaknya mempersilahkan mengelola lahannya masing-masing. “Begitu saja, berbagi aja di lapangan. Sehingga tidak ada bentrokan, haknya dikerjakan masing-masing,” ucap Androy.
Terkait permyataan salah satu anggota Komisi II DPRD Riau, Hasby Asyodiqi yang meminta koperasi tersebut dilakukan audit, Androy mengatakan bahwa hal itu untuk mengaudit kerjasama 5 tahun antara PT KNES dengan PTPN IV.
“Tentu disana ada pembiayaan. Tadi baru didengar bahwa ada anggota koperasi yang tidak menerima selama 5 tahun, itu yang kita perjelas lagi,” tukasnya.
Sementara saat ditanya mengenai pemanggilan koperasi KNES, Androy mengatakan secepatnya. Selain KNES pihaknya juga akan memanggil PTPN IV karena ada kerjasama. Sehingga pihaknya akan mendengarkan dulu pendapat PTPN IV.
Pihaknya pun kata Androy, akan menyampaikan terlebih dahulu dengan koleganya di Komisi II DPRD Riau, kapan berada di tempat. ”Pokoknya dalam waktu dekatlah,” pungkasnya.
Selain Androy, anggota Komisi II yang hadir pada pertemuan dengan Koperasi Koposan itu di antaranya, Raja Jayadinata, Ginda Burnama, Evi Juliana, Monang Eliezer Pasaribu, Nur Aisyah dan M Hasby Asyodiqi. =fin
