KUANTAN SINGINGI– Penertiban penambangan emas tanpa izin (PETI) di Sungai Kuantan, Kecamatan Cerenti, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) beberapa hari lalu, kini menjadi sorotan publik.
DPRD Riau melalui Sekretaris Komisi I, Amal Fathullah mengimbau sekiranya masyarakat yang dirugikan atas tindakan aparat penegak hukum, pihaknya siap mengakomodir.
“Komisi I kan Bidang Hukum dan bantuan hukum untuk masyarakat miskin. Sehingga sekiranya nanti ada hal-hal yang perlu kita bantu, kita bantu. Tapi sampai sekarang kita belum dapat laporan secara langsung. Kita hanya dapat laporan dari media tentang adanya kerusuhan dalam penertiban itu,” ucap politisi fraksi PKS DPRD Riau itu, Kamis (09/10/2025).
“Mudah-mudahan kita berharap tidak ada lagi tambang emas yang ilegal. Karena memang harus secara hukum, harus terdaftar dan legal. Seperti yang dilakukan Pak Gubernur kemarin dalam rangka pacu jalur. Itu kan bersih sampai ke hulunya,” tambah Amal Fathullah.
Amal Fathullah pun berharap agar tidak membatasi usaha masyarakat legal. Terkait penolakan masyarakat terhadap penertiban PETI, ia mengatakan bahwa kalau regulasinya itu membenarkan, ya seharusnya pemerintah memberikan jalan.
“Tapi kalau seandainya memang dalam regulasi yang tidak dibolehkan di kawasan itu, ya tidak. Berarti mereka adalah penambang ilegal.
Tentu kalau penambang ilegal harus siap dengan konsekuensi hukumnya. Tapi kita berharap humanislah cara penindakannya,” tukasnya.
Seperti diketahui, penertiban penambang emas tanpa ijin (PETI), sempat memanas dengan adanya penolakan massa dan tindakan anarkisme. Meski demikian, pihak kepolisian berhasil memusnahkan puluhan rakit PETI di lokasi.
“Sebanyak 43 unit rakit PETI di sepanjang aliran Sungai Kuantan dimusnahkan dengan cara dibakar,” kata Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Anom Karibianto, kepada wartawan, Selasa (7/10/2025).
Anom menyebutkan tidak ada yang diamankan dalam penertiban tersebut. Situasi berhasil dikendalikan pada sore hari.
“Saat ini kondisi aman dan terkendali, seluruh personel melakukan pengamanan di Mapolsek Cerenti untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” imbuhnya.
Aksi anarkisme terjadi saat ratusan personel gabungan dari Polres Kuansing, TNI, Satpol PP, BPBD dan Direktorat Polairud Polda Riau melakukan penertiban di beberapa titik yang terindikasi adanya penambangan ilegal, di Kecamatan Cerenti pada Selasa siang (7/10).
Kedatangan personel yang dipimpin Kapolres Kuansing AKBP R Ricky Pratidiningrat mendapatkan penolakan keras dari warga.
Sejumlah warga melempari mobil petugas dengan batu. Bahkan, seorang wartawan media online lokal juga terluka akibat lemparan batu saat berlindung di mobil Kapolres. =fin
