JAKARTA – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) kembali terdaftar di Kementerian Hukum (Kemenkum) RI, setelah sempat dilanda dualisme kepengurusan.
Surat Keputusan Menteri Hukum Nomor AHU-0001616.AH.01.08.Tahun 2025, diterbitkan, Kamis (11/9) usai permohonan perubahan badan hukum yang diajukan melalui notaris.
Dirjen Administrasi Hukum Umum (AHU) Widodo menyebut penerbitan SK berlangsung cepat karena semua dokumen sudah lengkap dan sistem layanan kini sepenuhnya digital.
Dalam SK tersebut tercatat Akhmad Munir sebagai Ketua Umum, Zulmansyah Sekedang sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen), Marthen Selamet Susanto sebagai Bendahara Umum, serta Atal S Depari sebagai Ketua Dewan Kehormatan.
Akhmad Munir yang juga menjabat Direktur Utama LKBN Antara menyampaikan terima kasih kepada Menteri Hukum Supratman Andi Agtas dan jajaran Kemenkum atas perhatian dan proses cepat terhadap pendaftaran PWI.
Ia menegaskan dengan keluarnya SK tersebut, PWI kembali bersatu dan siap berkontribusi bagi wartawan, pers dan masyarakat.
Zulmansyah Sekedang sendiri merupakan tokoh pers nasional yang lahir di Banda Aceh pada 2 Juli 1972. Ia lulusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Riau, berkiprah panjang di dunia media, antara lain sebagai Direktur Utama Harian Sumut Pos, Komisaris Utama Posmetro Medan, hingga memimpin Riau Televisi.
Ia juga pernah menjabat Ketua PWI Riau selama dua periode, bahkan terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PWI Pusat pada Kongres Luar Biasa 2024.
Kini, melalui hasil kongres rekonsiliasi yang telah diakui Kemenkum, Zulmansyah resmi menjabat Sekretaris Jenderal PWI Pusat mendampingi Akhmad Munir.
Di luar kiprah organisasinya, Zulmansyah dikenal sebagai tokoh pers yang gigih, santun dalam bertutur kata, dan berpembawaan tenang. Ia kerap menjadi simbol perjuangan pers di tanah Melayu Riau, selalu rajin berkomunikasi dengan rekan-rekan wartawan, rendah hati serta tidak pelit berbagi ilmu.
Di lingkungan tempat tinggalnya di Pekanbaru, Zulmansyah juga dikenal sebagai sosok yang alim dan rutin menunaikan salat berjamaah di masjid. Karakter inilah yang membuatnya disegani sekaligus dihormati, baik oleh insan pers maupun masyarakat sekitarnya. ***
