PEKANBARU — Meski sudah diangsur melalui pergeseran anggaran, namun masih terdapat tunda bayar Pemprov Riau sebesar Rp906 miliar. Sementara estimasi APBD-Perubahan tahun ini agak menurun dari APBD Murni sebesar Rp9,4 triliun.
Hal itu disampaikan Sekdaprov Riau, Syahrial Abdi disela-sela pembahasan APBD-Perubahan bersama Badan Anggaran (Banggar) DPRD Riau di ruang Medium DPRD Riau, Kamis (11/9/2025).
“Tadi sudah kita paparkan APBD-Perubahan, tadi juga direspon oleh pak dewan kita. Ada yang ngusulkan pembahasan antar OPD dengan komisi komisi, iya silahkan saja,” ucapnya.
Lebih lanjut kata Syahrial, pada prinsipnya APBD-Perubahan ini dirapikan karena dalam tahun berjalan ini baru terjadi angka tunda bayar. Artinya, kita harus mengelola untuk menyelesaikan utang.
“Utang kita ini bagaimana agar terbayarkan, diakui masuk dalam belanja kita. Makanya rumah ruangnya APBD-P ini,” ucapnya.
Ia menceritakan pada pergeseran anggaran kemarin sudah diangsur dan beberapa lagi masih ada utang. Semua itu penyelesaiannya lebih kurangnya di APBD-P ini. Ia mengatakan, semua belanja wajib nantinya diharapkan tidak berutang lagi.
Sementara saat ditanya nilai riil tunda bayar, Syahrial mengatakan Rp906 miliar. Terdiri dari kabupaten/kota dan ada juga dana tunda salur. Sedangkan kewajiban yang harus diselesaikan oleh Pemprov Riau sebesar Rp1,7 triliun. Kemudian belanja di tahun berjalan supaya ekonomi berputar walaupun tidak maksimal tapi tetap berjalan.
“Untuk pemeliharaan jalan supaya berjalan di semua OPD sesuai arahan Gubernur itu yang tengah di diskusikan. Mudah-mudahan disetujui oleh dewan kita,” ucap Syahrial.
Sementara saat ditanya mengenai estimasi APBD-P, dijawab Syahrial agak turun dari APBD Murni sebesar Rp9,4 triliun. Pasalnya terjadinya turbulensi fiskal pada 2026.pada
“Dampaknya, kalau itu turun tahun 2026, kalau masing mading sekarang di angka Rp9,4 triliun ketuk palunya, ternyata di akhir tahun nanti tidak seluruhnya ditransfer kepada daerah, berarti uang kita tidak cukup Rp9,4 triliun. Kalau hitungannya Rp900 miliar, berarti hanya terealisasi Rp300 miliar,” pungkasnya. (fin)
